Jumat, Februari 20, 2009

Bersyukur itu Perlu

Ku sadar ku tak pernah bersyukur
Atas apa yang Ia beri
Tak tahu sudah seberapa besar dosaku
Kini, di saat ku mulai merasakan kehilangan
Ku tak dapat berpaling lagi dari kenyataan
Tempat berlindung ku telah menjadi milik orang
Sekarang menjadi penantian pahit
Bahwa tanah kelahiranku, jerih payah ayahku,
rumah terbaik di Jelambar thn 1985
Akan menjadi kenangan belaka
Merasa tak rela meninggalkannya
Merasa tercabik ketika ku tahu ia akan diperbaharui
Ku tak rela karya arsitektur ayahku
Diubah orang yang tak pahami artinya
Rumah ku rumah hemat energi
Tak perlu kipas maupun lampu pada siang hari
Kini semuanya akan berakhir sudah
Apakah aku boleh berteriak memohon ampun padanya?
Sudah terlambat bagiku
Bubur sudah menjadi air
Tinggallah air itu mengalir dari mataku
Mencoba memendam pedih di hati
Aku menyesal
Aku menyesal
Salah langkah ku kini mengubah hidupku selamanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar